You need to enable javaScript to run this app.

TEKNOLOGI PERMUDAH KEMBANGKAN EMPATI DI ERA SOCIETY 5.0

  • Selasa, 10 Agustus 2021
  • Administrator
  • 0 komentar

 

TEKNOLOGI PERMUDAH KEMBANGKAN EMPATI DI ERA SOCIETY 5.0

 

Oleh :

EVELYN CINDY

      Era society 5.0 adalah era yang menempatkan manusia sebagai komponen utama di dalamnya, bukan sekedar passive component seperti di Era Revolusi Industri 4.0. pada era ini generasi muda dituntut untuk menguasai teknologi modern. Teknologi pada era ini menjadi sangat tidak terbatas, semua informasi bisa diakses hanya dengan melihat gawai melampaui ruang dan waktu. Seperti kita tahu, Januari 2021 awal tahun yang cukup menguras air mata ibu pertiwi. Bencana di berbagai wilayah datang bertubu-tubi. Menurut data BNPB, bencana alam yang telah terjadi di Indonesia sejak awal tahun 2021 meliputi banjir, puting beliung, tanah longsor, gempa bumi, abrasi dan juga kebakaran hutan. Kejadian-kejadian tersebut tentunya banyak memakan korban jiwa dan juga korban material. Tak bisa dipungkiri, bencana tersebut menjadi sorotan dunia. Rasa empati dari seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan, terlebih bagi generasi era society. Empati adalah melihat suatu situasi melalui kacamata orang lain sehingga mempunyai tekat untuk membantu orang lain tersebut. Rasa empati dibutuhkan untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain. Dengan empati, kita akan mampu memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Kita juga akan terlatih untuk memberikan respons yang tepat dalam segala situasi sosial.

       Apalagi sekarang semua terasa mudah karena berkembang pesatnya teknologi modern. Teknologi modern tidak hanya memberi pengaruh buruk saja, jika kita bijak menggunakannya teknologi modern justru sangat memudahkan kita dalam hal apa saja. Salah satu contohnya adalah hanya dengan menengok gawai semua berita terkait bencana-bencana tersebut cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagai pemuda, kita tidak bisa hanya menutup mata melihat semua ini. Tidak juga hanya berceloteh di media sosial menyalahkan pemerintah yang tidak segera memberi bantuan. Padahal para korban disana jauh lebih membutuhkan uluran tangan kita secara nyata dan segera. Menanggapi situasi seperti ini, rasa empati perlu dikembangkan pada setiap diri individu.

                    

       Berbagai cara dapat digunakan untuk mengembangkan sifat empati pada era sekarang ini. Bisa melalui berbagai platform media sosial untuk menyalurkan bantuan yang ingin kita donasikan. Lebih-lebih lagi jika kita bisa mengajak orang-orang di sekitar kita untuk menginterpretasikan rasa empatinya. Sebagai contoh seperti yang telah dilakukan OSIS SMA Negeri 1 Pulung dengan membuka  kesempatan donasi seluruh warga SMAN 1 pulung dan juga masyarakat sekitarnya melalui program kerjanya belakangan ini. Kegiatan ini mendapatkan respon yang sangat baik dari berbagai pihak. Bantuan donasi ini ditujukan untuk para korban yang berada di Kalimantan, Mamuju, dan Malang. Diteruskan dengan pembagian sembako kepada masyarakat kurang mampu di Kecamatan Pudak. Program kerja ini tak lain bertujuan untuk membudayakan empati serta memudahkan penyaluran empati tersebut bagi siswa khususnya dan bagi masyarakat umumnya. Selain itu masih banyak cara untuk mendonasikan beberapa rezeki kita kepada orang yang membutuhkan seperti melalui aplikasi-aplikasi di telepon genggam. Jadi sebenarnya teknologi modern tidak hanya berdampak buruk, teknologi modern juga meningkatkan kualitas generasi society 5.0 utamanya dalam hal pendidikan karakter.

                       

      Melalui kegiatan-kegiatan tersebut kita bisa mengambil manfaat untuk diri sendiri antara lain meningkatkan perilaku tolong-menolong, membangun relasi dengan orang lain, dan belajar mengatur ego kita sendiri. Saya berharap khususnya untuk generasi muda untuk tetap mengembangkan sifat empati kita dengan mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Selain itu saya harap kita menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya, mengambil yang baik dan membuang yang buruk.

When you show deep empathy toward others, their defensive energy goes down, and positive energy replaces it. That’s when you can get more creative in solving problems.( Ketika kamu menunjukkan empati yang besar terhadap orang lain, energi negatif mereka menurun dan digantikan oleh energi yang positif. Itulah ketika kamu lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah).  –Stephen Covey

 

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

JOKO WILIS PUTRO, M.Pd.

- Kepala Sekolah -

Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga website resmi...

Berlangganan
Banner